Ghuluw Adalah – Era saat ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, begitu pula dengan arus komunikasi yang melimpah. Membawa banyak perubahan dan semakin terlihat berbagai karakter manusia, salah satunnya ialah ghuluw.
Yang lama kelamaan perbuatan ghuluw semakin meresahkan dan berdampak tidak baik entah itu untuk pelakunya maupun bagi orang lain disekitarnya. Nah lalu apa yang dimaksud dengan ghuluw? Yuk mari kita bahas bersama.

A. Ghuluw Adalah
Dilansir dari almanhaj.or.id arti ghuluw secara sederhana dapat diartikan sebagai sikap yang berlebihan atau melampuai batas, khususnya dalam beragama bahkan termasuk dalam bersikap kepada sesama. Yang mana perbuatan ghuluw termasuk sikap yang tercela serta tak dibenarkan dalam syariat Islam. Jangankan dalam bersikap, sejatinya berlebih-lebihan dalam hal apapun juga tidak mendatangkan manfaat apapun.
Sebagai referensi sebenarnya banyak ayat pada Al-Qur’an maupun hadis-hadis yang membahas soal ghuluw, salah satunya ialah yang terdapat dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada Al-Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 77, yaitu:
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”. [al-Mâ`idah/5:77].
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya dalam hal ibadah, arti ghuluw adalah sikap yang melampaui batas alias berlebihan dalam beragama.
Baca Juga: Pendidikan Era Society 5.0 – Pengertian & Tantangannya
B. Istilah-istilah untuk Sikap Berlebihan dalam Beragama
Selain sebutan ghuluw, ternyata masih ada beberapa istilah lan yang perlu diketahui, antara lain:
– Tanaththun merupakan sikap berlebih-lebihan/eksrim)
– Tasyaddud ialah memberat-beratkan diri, yang mungkin tidak sengaja dilakukan karena awamnya.
C. Ghuluw Adalah Awal dari Penyimpangan Aqidah dan Amalan
Dalam sejarah umat terdahulu, banyak kaum yang hancur karena sikap ghuluw. Contohnya adalah kaum Nasrani yang mengultuskan Nabi Isa ‘alaihissalam hingga menjadikannya sebagai anak Tuhan. Ghuluw membuat mereka menyimpang dari ajaran tauhid yang murni.
Ghuluw adalah salah satu pintu masuk kesesatan karena ia kerap dibungkus oleh semangat beragama yang tampak positif dari luar. Namun, esensinya bertentangan dengan prinsip Islam. Ketika seseorang terlalu ekstrem, ia bisa menjadi radikal, merasa paling benar, dan mudah mengkafirkan orang lain.
Ketika seseorang melewati batas, ia justru terjatuh ke dalam kesalahan besar yang bisa menjerumuskan pada bid’ah bahkan syirik.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami agama secara menyeluruh dan tidak bersikap berlebihan dalam beramal. Islam adalah agama yang memudahkan, bukan menyulitkan.
Baca Juga: Apa Itu Fiqih Ibadah – Pengertian, Dalil, Contoh & Prinsipnya
D. Contoh-Contoh Ghuluw yang Terjadi di Masyarakat
Ghuluw adalah sikap yang sering kali tidak disadari oleh pelakunya. Ia bisa muncul dalam bentuk pemahaman atau praktik yang terlalu ketat, yang bahkan tidak ada dasarnya dalam syariat. Berikut adalah beberapa contoh ghuluw yang sering terjadi:
- Mengharamkan sesuatu yang dihalalkan
Misalnya, mengharamkan makan daging dengan dalih ingin lebih bersih secara spiritual, padahal Islam tidak pernah melarangnya. - Beribadah melebihi batas wajar hingga melalaikan kewajiban lain
Seperti seseorang yang terlalu sibuk berzikir di masjid hingga melupakan hak istri dan anak-anaknya di rumah. - Berlebihan dalam mencintai tokoh agama
Menganggap tokoh agama sebagai makhluk suci, tidak bisa salah, bahkan sampai meminta syafaat kepadanya saat ia sudah wafat. - Sikap mudah mengkafirkan orang lain
Mereka yang merasa dirinya paling benar kerap mudah menjatuhkan vonis kepada orang lain hanya karena perbedaan pendapat.
Padahal, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat sangat berhati-hati dalam perkara vonis. Mereka lebih memilih menasihati dan mengajak kepada kebaikan dibanding langsung menyalahkan atau memusuhi.
E. Dampak Negatif dari Sikap Ghuluw
Ghuluw adalah racun dalam kehidupan beragama. Dampaknya bisa sangat berbahaya, baik bagi individu maupun umat secara keseluruhan. Berikut beberapa dampak negatif yang dapat timbul:
- Menimbulkan perpecahan
Sikap ekstrem akan menimbulkan pertentangan antar sesama muslim. Umat yang seharusnya bersatu dalam aqidah malah terpecah karena fanatisme golongan. - Menghambat dakwah
Orang yang ghuluw kerap tampil dengan sikap keras dan menghakimi. Hal ini menjauhkan masyarakat dari ajaran Islam karena merasa terintimidasi. - Merusak keseimbangan hidup
Agama yang semestinya menjadi pedoman hidup malah berubah menjadi beban berat karena pengamalan yang tidak sesuai tuntunan Nabi. - Mudah diperalat oleh pihak tertentu
Ekstremisme bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik, kekuasaan, atau bahkan ideologi sesat. Banyak konflik di dunia Islam yang bermula dari sikap ghuluw ini.
Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah dalam beragama. Jangan sampai kita tergelincir ke dalam sikap berlebih-lebihan yang justru menjauhkan dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
F. Menghindari Ghuluw: Kunci Menjaga Keutuhan Aqidah
Menghindari ghuluw bukan berarti bersikap longgar atau menggampangkan agama. Justru, sikap moderat atau wasathiyah adalah ajaran inti dalam Islam. Ghuluw adalah lawan dari sikap adil dan seimbang ini. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap ghuluw:
- Menuntut ilmu dengan guru yang lurus aqidahnya
Pemahaman agama yang keliru biasanya bersumber dari pembelajaran yang tidak tuntas. Maka, penting untuk berguru kepada ulama yang mengikuti manhaj salaf. - Bersikap tawadhu dan tidak merasa paling benar
Sikap rendah hati akan menghindarkan kita dari fanatisme buta. - Memahami dalil secara utuh, bukan sepotong-sepotong
Banyak orang yang salah dalam memahami agama karena mengambil ayat atau hadis secara parsial tanpa konteks. - Menjaga keseimbangan antara ibadah dan kehidupan dunia
Islam tidak mengajarkan untuk meninggalkan dunia. Justru, mencari nafkah dan merawat keluarga juga merupakan bagian dari ibadah.
Dengan pemahaman yang benar, kita akan terhindar dari jebakan ghuluw dan bisa menjalani agama dengan penuh ketenangan, cinta, dan rahmat.
G. Ghuluw Adalah Musuh dalam Selimut Kehidupan Beragama
Dari seluruh pembahasan di atas, kita memahami bahwa ghuluw adalah sikap beragama yang menyimpang dari tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Meski tampak seperti semangat keagamaan yang tinggi, pada kenyataannya ghuluw justru menjerumuskan seseorang dalam kebinasaan.
Sikap ghuluw bisa menghancurkan akidah, merusak ukhuwah islamiyah, serta menimbulkan kerusakan sosial dalam masyarakat. Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam mengajarkan keseimbangan dalam segala hal. Tidak berlebihan dan tidak pula mengabaikan.
Sebagai orang tua dan pendidik, kita pun harus menanamkan pemahaman Islam yang lurus dan seimbang kepada anak-anak sejak dini. Pendidikan agama yang benar bukan hanya mengajarkan hafalan, tapi juga menanamkan nilai-nilai akidah, akhlak, dan cara berpikir kritis yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Mari Ajarkan Anak Belajar Islam yang Murni di Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa

Untuk membentuk generasi Islam yang berpegang teguh pada aqidah yang benar dan menjauhi sikap ghuluw, pendidikan sejak usia dini sangatlah penting. Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa hadir sebagai solusi pendidikan Islam berbasis Al-Qur’an dan Sunnah yang moderat, seimbang, dan penuh kasih sayang.
Sekolah ini membuka jenjang Kelompok Bermain (KB), TK, hingga SD dengan kurikulum yang menggabungkan ilmu dunia dan akhirat secara harmonis. Di sini, anak-anak tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an dan hadits, tapi juga diajarkan cara berpikir kritis, adab Islami, serta kecintaan kepada ilmu dan dakwah.
Mari wujudkan cita-cita memiliki generasi Qur’ani yang cerdas dan seimbang. Segera daftarkan anak anda di Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa. Pendidikan terbaik adalah warisan abadi untuk masa depan mereka.
Baca Juga: Jauhi Ithra & Ghuluw dalam Beragama.