11 Adab Belajar Dalam Islam Agar Bermanfaat & Berkah

Adab Belajar Dalam Islam – Dalam Islam, mencari ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224).

Namun, Islam tidak hanya mendorong pengikutnya untuk menuntut ilmu, tetapi juga mengajarkan tata krama dalam belajar agar pengetahuan yang diperoleh bermanfaat di dunia dan menjadi cahaya di akhirat.

Adab pembelajaran dalam Islam menggambarkan sikap seorang pencari ilmu yang taat dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, pengajar, serta ilmu tersebut. Artikel ini akan mengupas secara mendalam berbagai adab belajar dalam Islam yang perlu ditanamkan sejak awal agar proses belajar lebih bermanfaat, mudah dan penuh makna.

adab belajar dalam islam agar bermanfaat dan berkah
Foto: @tima-miroshnichenko / pexels.com
1. Memperbaiki Niat

Aspek yang paling penting dalam mengejar pengetahuan adalah memperbaiki niat. Dalam agama Islam, setiap amal bergantung pada niat di baliknya. Seorang muslim yang menuntut ilmu harus berniat hanya karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian, jabatan atau harta dunia.

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]. Dengan ketulusan hati, Allah akan mengkaruniakan keberkahan pada ilmu yang dipelajari.

Niat yang tulus akan memandu seseorang untuk tetap berada di jalur kebaikan. Bahkan, meskipun hasil belajar belum terlihat jelas, niat yang tulus akan berfungsi sebagai pendorong untuk terus melanjutkan proses mencari ilmu.

Oleh karena itu, memperbaiki niat merupakan dasar dari seluruh adab belajar dalam Islam. Jika tujuan sudah tepat, belajar akan menjadi amal.

Baca Juga: Ini Dia TKIT Jakarta Barat Unggulan, Cek Disini!

2. Bersungguh-sungguh

Belajar dalam Islam memerlukan ketekunan dan semangat yang tinggi. Islam menginstruksikan umatnya agar tidak bersikap malas dalam mencari pengetahuan. Para ulama salaf di masa lalu belajar dengan antusias hingga menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan ilmu dari berbagai penjuru.

Allah berkata, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69).

Dengan ketekunan, pengetahuan akan lebih gampang dimengerti dan diingat. Kesungguhan juga mencerminkan rasa terima kasih atas kesempatan belajar yang dianugerahkan oleh Allah.

Adab dalam belajar di Islam bukan hanya etika yang formal, tetapi juga mencerminkan semangat dan komitmen dalam proses pembelajaran. Tanpa ketekunan, belajar hanya akan menjadi kegiatan yang hampa.

3. Tawakal

Setelah berupaya keras dan sepenuh hati, tahap berikutnya adalah menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tawakal artinya menyerahkan hasil dari segala usaha kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin.

Tawakal tidak berarti menyerah tanpa berusaha. Dalam Islam, tawakal muncul setelah melakukan usaha. Seorang pelajar yang telah belajar dengan tekun lalu menyerahkan hasil ujian atau pemahamannya kepada Allah, maka ia telah menjalani etika belajar dalam Islam dengan baik.

Tawakal mengajarkan kita bahwa pengetahuan bukan hanya hasil usaha keras, melainkan juga anugerah dari Allah SWT.

4. Menjauhi Maksiat

Pengetahuan merupakan sinar, sedangkan dosa adalah penghalang sinar itu. Menjauhkan diri dari dosa adalah salah satu etika utama dalam belajar. Imam Malik pernah berpesan kepada Imam Syafi’i bahwa ilmu bagaikan cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.

Jika seorang pelajar masih terjebak dalam dosa, maka hatinya akan gelap dan sukar untuk menerima ilmu. Maksiat dapat mencakup ucapan yang tidak baik, tidak melaksanakan salat, memperlihatkan aurat, melakukan kebohongan hingga bersikap angkuh.

Adab belajar dalam Islam meliputi menjaga diri dari perbuatan maksiat agar hati tetap suci dan mudah menerima kebenaran. Menjauh dari maksiat juga menunjukkan bahwa individu benar-benar menghargai pengetahuan dan berkeinginan untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

5. Berdoa Kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala Supaya Ilmunya Bermanfaat

Setiap umat muslim disarankan untuk berdoa kepada Allah agar diberi pengetahuan yang berguna. Salah satu doa yang dapat dipanjatkan ialah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إنِّي أسألُكَ عِلمًا نافعًا، ورِزقًا طيِّبًا، وعَملًا مُتقَبَّلًا

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima.”

Pengetahuan yang berguna adalah pengetahuan yang mendorong individu untuk lebih patuh kepada Allah dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Sehingga, berdoa menjadi elemen krusial dalam etika belajar dalam Islam.

Setiap siswa seharusnya membiasakan diri untuk berdoa sebelum dan setelah belajar agar apa yang dipelajari bisa menjadi berkah dan tertanam dengan baik didalam hati.

Baca Juga: Adab Berteman dalam Islam yang Perlu Dicontoh

6. Berprasangka Baik

Adab belajar dalam Islam mengajarkan untuk selalu berbaik sangka kepada Allah dan para guru. Terkadang, saat belajar, individu mengalami kesulitan atau merasa bingung. Dalam situasi seperti ini, seorang muslim seharusnya tidak mudah putus asa, apalagi menyalahkan keadaan.

Berprasangka positif kepada Allah berarti percaya bahwa setiap pengetahuan yang rumit pasti dapat dipahami dengan bantuan-Nya. Berpikiran positif terhadap guru berarti meyakini bahwa yang diajarkan bermanfaat dan tidak untuk menyulitkan.

Dengan memiliki prasangka positif, jiwa menjadi damai dan lebih siap untuk menerima pembelajaran.

7. Memperhatikan dan Berusaha Memahami Materi

Islam mendorong semua pelajar untuk fokus pada pelajaran dan berusaha memahaminya dengan sebaik-baiknya. Tidak hanya cukup untuk hadir di kelas, tetapi juga perlu berkonsentrasi dan berusaha memahami setiap materi yang diajarkan. Ini menekankan betapa pentingnya pemahaman ilmu, bukan hanya menghafal atau mencontoh.

Adab belajar dalam Islam mengajarkan bahwa menghargai guru dan pelajaran merupakan wujud penghormatan terhadap pengetahuan itu sendiri. Saat siswa benar-benar fokus, pengetahuan akan lebih mudah diterima dan terekam.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Sesuai Umur, Orang Tua Harus Tahu!

8. Tidak Malu dan Ragu Bertanya Apabila Tidak Paham

Sikap ragu untuk bertanya bisa menjadi hambatan utama dalam memahami pengetahuan. Dalam Islam, mengajukan pertanyaan saat tidak mengerti merupakan aspek adab yang sangat disarankan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ““Mereka telah membunuhnya, celakalah mereka. Mengapa mereka tidak berusaha menanyakan kepada orang yang faham ketika tidak mengetahui satu permasalahan? Sesungguhnya obat dari ketidaktahuan adalah dengan cara bertanya.” (HR. Abu Dawud).

Ini menekankan bahwa merasa malu untuk bertanya bukanlah indikator sopan santun, melainkan dapat menjadi hambatan dalam proses pembelajaran.

Akan tetapi, pertanyaan perlu diajukan dengan hormat dan pada saat yang sesuai. Ini adalah penerapan nyata dari etika pembelajaran dalam Islam. Hindari rasa malu atau gengsi agar kita tidak tetap terjebak dalam kebodohan.

9. Menghormati dan Menghargai Guru

Salah satu elemen yang paling krusial dalam etika belajar dalam Islam adalah menghargai guru. Guru merupakan penghubung terhadap ilmu dan menghormatinya adalah bagian dari menghormati ilmu tersebut.

Ulama salaf seperti Imam Malik sangat menghormati etika terhadap para gurunya. Tidak mengganggu saat guru berbicara, memperhatikan dengan baik dan tidak bersuara keras adalah bagian dari etika kepada guru.

Saat seorang siswa menghormati pengajarnya, maka pengetahuannya akan semakin penuh berkah. Bahkan disebutkan bahwa menghargai guru merupakan kunci untuk memudahkan pemahaman.

10. Mengamalkan Ilmu yang Dimiliki

Pengetahuan yang tidak diterapkan bagaikan pohon tak berbuah. Mengimplementasikan pengetahuan adalah wujud rasa syukur kepada Allah atas ilmu yang telah diberikan. Ini merupakan tata krama belajar dalam Islam yang sangat ditekankan.

Allah mengecam mereka yang hanya pandai berbicara tetapi tidak menerapkan. “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” (QS. Ash-Shaff ayat 2).

Pengetahuan yang diterapkan akan terus maju dan memberikan keuntungan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Oleh karena itu, pelajar muslim sebaiknya menggunakan setiap pengetahuan yang diperoleh sebagai sarana untuk meningkatkan diri dan suasana sekitar.

11. Tidak Sombong

Salah satu etika belajar dalam Islam yang tidak boleh diabaikan adalah tidak merasa angkuh dengan pengetahuan yang dimiliki. Sombong merupakan penyakit batin yang dapat menghilangkan keberkahan dari ilmu.

Hal ini sebagaimana perkataan yang dinukil oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berikut, “Ilmu itu ada tiga jengkal. Barangsiapa yang masuk jengkal pertama, dia menjadi sombong. Barangsiapa yang masuk jengkal kedua, dia menjadi tawadhu’. Barangsiapa yang masuk jengkal ketiga, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Thalibil ‘Ilmi, hal. 79).

Kesombongan terhadap pengetahuan hanya akan menghalangi jalan untuk terus belajar. Pengetahuan bukan untuk memamerkan diri, tetapi untuk menumbuhkan kerendahan hati dan membantu orang lain.

Daftarkan Anak anda di Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa
TKIT Jakarta Barat Unggulan Cek Disini | SDIT unggulan di Jakarta Barat
Foto: Website sekolahfinsa.com

Membiasakan etika belajar dalam Islam sejak kecil merupakan investasi terbaik untuk masa depan anak-anak. Pengetahuan yang dipelajari dengan tata krama dan budi pekerti yang baik akan mendatangkan berkah, tidak hanya di dunia, tetapi juga di kehidupan setelah mati.

Bagi anda yang merupakan orang tua, kakak, paman, atau bibi yang mencari sekolah dengan prinsip-prinsip Islam yang kokoh, Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa di Jakarta Barat adalah pilihan yang ideal. Pendaftaran untuk jenjang Kelompok Bermain (KB), TKIT, hingga SDIT dibuka oleh sekolah ini.

Ditempat ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan akademis, tetapi juga diajarkan adab, akhlak dan semangat untuk menjadi generasi islami yang cerdas serta berbudi pekerti.

Mari ciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, namun juga beretika. Daftarkan anak-anak anda di Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa segera.

Baca Juga: 5 Adab Buang Hajat dalam Islam, Penting Dipahami Muslim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *