Adab Berteman dalam Islam yang Perlu Dicontoh

Adab Berteman – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan interaksi sosial, dan salah satu bentuk interaksi tersebut adalah melalui pertemanan. Pertemanan bukan sekadar hubungan kasual, tetapi dapat menjadi sarana untuk tumbuh, belajar, dan mendekat kepada kebaikan. Namun, agar pertemanan membawa keberkahan dan tidak menjerumuskan pada keburukan, maka adab berteman menjadi hal yang sangat penting untuk dijaga.

Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal pertemanan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memiliki sahabat-sahabat mulia yang hubungan diantara mereka dibingkai dalam ukhuwah islamiyah. Dalam Al-Qur’an dan hadis, terdapat banyak petunjuk mengenai bagaimana adab berteman yang baik sesuai ajaran Islam.

Salah satu hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan:
Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).

hadis ini menjadi peringatan bagi kita bahwa teman memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, adab berteman dalam Islam bukan hanya etika sosial, tetapi juga bagian dari menjaga diri dari pengaruh buruk.

Adab Berteman dalam Islam yang Perlu Dicontoh
Ilustrasi Foto: Masjid MABA / unsplash.com
1. Memilih Teman yang Baik adalah Bagian dari Adab Berteman

Langkah awal dari adab berteman adalah memilih teman yang baik. Teman yang baik akan membawa kita pada kebaikan, mendukung dalam hal positif, dan menegur saat kita keliru. Dalam Islam, memilih teman bukan hanya berdasarkan kesamaan hobi atau latar belakang, tetapi lebih kepada karakter dan keimanannya.

Teman yang shalih akan menjadi cerminan bagi kita. Seperti pepatah Arab yang mengatakan, “Teman itu seperti cermin.” Artinya, apa yang kita lihat pada diri teman seringkali mencerminkan siapa diri kita. Maka dari itu, penting untuk memilih teman yang dapat mengajak pada kebaikan dan menjauhkan dari maksiat.

Termasuk dalam adab berteman adalah tidak mencelakai teman baik dengan lisan maupun perbuatan. Dengan menjaga akhlak yang baik terhadap teman, kita bukan hanya menjaga hubungan sosial, tetapi juga meraih pahala dari sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.

Baca Juga: Adab Makan dan Minum dalam Islam yang Perlu Diketahui

2. Saling Menasihati dalam Kebaikan

Dalam sebuah pertemanan yang sehat, saling menasihati adalah adab yang tidak boleh dilupakan. Tidak semua orang bisa menerima nasihat, terlebih jika disampaikan dengan cara yang kasar atau merendahkan. Oleh karena itu, dalam menerapkan adab berteman, penyampaian nasihat harus dilakukan dengan lembut, penuh kasih sayang dan niat yang tulus.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS. Al-‘Ashr:
Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”

Ayat ini menegaskan pentingnya sikap saling menasihati. Jika melihat teman kita mulai lalai dalam ibadah atau berbuat kesalahan, jangan biarkan ia terus dalam keadaan tersebut. Ingatkan dengan cara yang bijak, agar pertemanan tidak hanya menyenangkan di dunia, tetapi juga membawa manfaat di akhirat.

Dalam adab berteman, tidak dianjurkan memendam rasa iri atau dengki atas pencapaian teman. Sebaliknya, kita harus belajar untuk bersyukur atas nikmat orang lain dan menjadikannya motivasi bagi diri sendiri. Teman yang baik akan turut senang ketika kita mendapatkan kebahagiaan, bukan malah merasa tersaingi.

3. Menjaga Rahasia dan Tidak Mengkhianati Teman

Salah satu bentuk kepercayaan dalam pertemanan adalah kemampuan untuk menjaga rahasia. Sering kali, seorang teman membuka dirinya kepada kita, menceritakan hal-hal pribadi yang tidak dibagikan kepada orang lain. Jika kita mengkhianati kepercayaan itu, bukan hanya merusak hubungan, tetapi juga melanggar salah satu 

Setiap informasi yang disampaikan secara khusus oleh teman harus dijaga. Adab berteman tidak hanya terlihat dari sikap saat bersama, tetapi juga bagaimana kita bersikap saat teman sedang tidak ada, termasuk dalam menjaga rahasianya.

Mengkhianati teman bisa berupa menyebarkan rahasia, membicarakan keburukannya dibelakang, atau menikam dari belakang. Semua itu adalah pelanggaran besar dalam pertemanan. Dalam Islam, menjaga amanah termasuk ciri dari orang-orang yang beriman.

Baca Juga: Sabar Berbuah Manis – Kunci Sukses Dunia dan Akhirat

4. Tidak Mementingkan Diri Sendiri dan Saling Membantu

Adab berteman tidak terlepas dari sikap tolong-menolong dalam kebaikan. Islam sangat menekankan nilai kebersamaan dan saling membantu, sebagaimana disebut dalam QS. Al-Maidah ayat 2:

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qalā’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.”

Dalam pertemanan yang sehat, kita harus siap untuk membantu teman dalam hal yang positif, tanpa pamrih. Misalnya, membantu mengerjakan tugas, mendengarkan curhat, atau memberi dukungan saat teman sedang menghadapi masalah.

Namun demikian, dalam adab berteman, kita juga harus tahu batasan. Jangan sampai rasa ingin membantu membuat kita ikut dalam keburukan. Membantu teman bukan berarti mendukung setiap tindakannya tanpa berpikir panjang. Tetap harus ada batasan antara solidaritas dan kebenaran.

Saling menolong juga mencakup sikap empati dan kepedulian. Ketika teman sedang tertimpa musibah, tunjukkan rasa simpati, bahkan jika hanya lewat doa. Sikap ini akan mempererat ikatan pertemanan dan menumbuhkan kasih sayang yang tulus.

5. Menjaga Ucapan dan Tidak Menyakiti Perasaan Teman

Seringkali, masalah dalam pertemanan timbul bukan karena hal besar, tetapi karena lisan yang tidak dijaga. Ucapan yang kasar, meremehkan atau sindiran halus bisa melukai hati teman dan menghancurkan hubungan yang sudah lama dibina.

Dalam Islam, menjaga lisan adalah bagian penting dari iman. Dalam konteks adab berteman, hal ini berarti kita harus selalu berhati-hati dalam berbicara kepada teman. Hindari candaan yang berlebihan, apalagi jika menyentuh hal yang sensitif. Tidak semua orang bisa menerima gurauan dengan cara yang sama. Maka, bijaklah dalam memilih kata.

Selain itu, jangan mudah menghakimi teman tanpa memahami situasi yang sebenarnya. Adab berteman juga mencakup sikap sabar, tidak cepat marah dan selalu memberikan ruang untuk klarifikasi jika terjadi kesalahpahaman.

Baca Juga: 4 Fase Mendidik Anak yang Perlu Diketahui!

Adab Berteman Membentuk Generasi yang Berakhlak Mulia

outbound sekolah

Menjaga adab berteman bukanlah tugas ringan, tetapi sangat penting dalam membentuk pribadi yang berakhlak dan menjalin hubungan sosial yang sehat. Melalui pertemanan yang beradab, kita dapat tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana, sabar dan peduli terhadap sesama.

Adab berteman mengajarkan kita untuk memilih teman dengan bijak, menjaga lisan, saling menasihati, tidak berkhianat, serta saling membantu. Semua nilai ini adalah cerminan dari ajaran Islam yang menekankan akhlak mulia dalam setiap aspek kehidupan.

Jika nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh secara sosial dan spiritual. Mereka akan memahami bahwa pertemanan bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga tentang tanggung jawab, empati dan kejujuran.

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pendidikan karakter dan adab. Salah satu cara terbaik adalah dengan menyekolahkan anak-anak di lembaga pendidikan Islam yang menanamkan nilai-nilai adab sejak dini.

Kami mengajak Ayah dan Bunda untuk menyekolahkan putra-putrinya di Sekolah Islam Fitrah Tunas Bangsa (FINSA). FINSA membuka jenjang Kelompok Bermain, TKIT, hingga Sekolah Dasar, dengan kurikulum yang terpadu antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam. Di FINSA, anak-anak tidak hanya belajar membaca dan berhitung, tetapi juga belajar tentang akhlak, adab berteman, cinta kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, serta menjadi pribadi yang bermanfaat bagi umat.

Jangan ragu memberikan pendidikan terbaik bagi masa depan buah hati. Bersama FINSA, mari bentuk generasi yang cerdas, beradab dan berakhlak mulia!.

Baca Juga: 4 Adab Bertetangga dalam Islam Serta Hadisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *